Ledakan Manufaktur India pada tahun 2024: Lima Pendorong Utama di Balik Lonjakan Permintaan Derek di Atas Kepala

2025-05-09

Pada tahun 2024, sektor manufaktur India telah muncul sebagai pemain penting dalam perombakan rantai pasokan global, dengan derek di atas kepala—tulang punggung logistik industri—mengalami permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut The Economic Times India, pasar derek di atas kepala di India tumbuh sebesar 31% tahun-ke-tahun pada paruh pertama tahun 2024, mencapai titik tertinggi yang pernah ada.

India Manufacturing 2024

1. Momentum Kebijakan: "Make in India 2.0" dan Skema PLI yang Diperluas

Pada tahun 2024, pemerintah India meluncurkan inisiatif "Make in India 2.0", yang menaikkan target kontribusi PDB manufaktur dari 25% menjadi 30% dan memperluas Skema Insentif Terkait Produksi (PLI) untuk mencakup 15 sektor baru, termasuk semikonduktor, penyimpanan energi, dan drone. Dorongan kebijakan ini telah mempercepat investasi asing:

Manufaktur Elektronik: Apple berencana untuk mengalihkan 25% produksi iPhone-nya ke India pada tahun 2025. Pemasok seperti Tata Group dan Pegatron telah mendirikan tiga pabrik baru di Tamil Nadu, yang membutuhkan lebih dari 200 derek pintar untuk penanganan komponen presisi.

Energi Terbarukan: Pabrik baterai raksasa milik Reliance Industries senilai $5,4 miliar (usaha patungan dengan CATL) di Gujarat telah memesan 80 derek girder ganda antiledakan.

Dampak: Subsidi PLI telah mengurangi biaya pengadaan peralatan, sehingga mendorong peningkatan pesanan derek. Pada Q1 2024, impor peralatan industri India melonjak sebesar 47%, dengan derek dari China dan Jerman menyumbang lebih dari 60%.

Smart Overhead Cranes

2. Lonjakan Infrastruktur: Proyek Triliunan Dolar Memicu Permintaan Tinggi

Proyek Infrastruktur Nasional (NIP) India Tahap II, yang diluncurkan pada tahun 2024, mengalokasikan dana sebesar $1,8 triliun selama lima tahun untuk proyek-proyek penting:

Pusat Logistik: Koridor Industri Delhi-Chennai dan 12 pelabuhan serbaguna baru sedang dibangun. Perluasan Pelabuhan Visakhapatnam saja membutuhkan 45 derek pelabuhan tugas berat.

Transisi Energi: Untuk memenuhi target energi terbarukan 500GW pada tahun 2030, produsen turbin angin dan panel surya meningkatkan pembelian derek sebesar 68% pada tahun 2024.

Studi Kasus: Pusat hidrogen hijau milik Adani Group di Pelabuhan Mundra menggunakan 50 derek udara otomatis untuk logistik nol karbon 24/7.

India Infrastructure Investment

3. Revolusi Otomasi: Derek Cerdas Menjadi Standar Industri

Dengan tingkat otomatisasi manufaktur India yang melampaui 45% pada tahun 2024, permintaan telah beralih dari derek dasar ke derek overhead pintar bertenaga AI:

Integrasi Teknologi: Derek berkemampuan IoT dengan sistem penglihatan AI kini memprediksi kebutuhan pemeliharaan dan mengurangi waktu henti hingga 30%.

Efisiensi Biaya: Sistem penjadwalan derek berbasis AI milik Tata Steel meningkatkan pemanfaatan hingga 40%, menghemat $2 juta per tahun per pabrik.

Data Pasar: Pasar derek pintar India diproyeksikan mencapai $1,2 miliar pada tahun 2024, tumbuh pada CAGR 39% (Sumber: Frost & Sullivan).

India Manufacturing 2024

4. Rantai Pasokan Lokal: Otomotif dan Elektronik Mendorong Pertumbuhan Klaster

Peralihan India dari pusat perakitan ke pusat manufaktur skala penuh telah memacu permintaan derek:

Kendaraan listrik otomotif: Mahindra dan Tata Motors tengah meningkatkan produksi kendaraan listrik. Klaster otomotif Pune kini memiliki 120 derek per kilometer persegi, termasuk yang tertinggi di dunia.

Elektronik: Pabrik Samsung di Noida menambahkan 8 lini telepon pintar, yang membutuhkan derek presisi tinggi (akurasi ±0,5 mm) untuk penanganan komponen mikro.

Tren: Ukuran rata-rata kawasan industri India meluas hingga 1.500 hektar pada tahun 2024, dengan penempatan derek meningkat tiga kali lipat sejak tahun 2020.

5. Manufaktur Hijau dan Kepatuhan ESG Mempercepat Peningkatan

Tekanan ESG global mendorong produsen India untuk mengadopsi peralatan berkelanjutan:

Standar Energi: Biro Standar India (BIS) mengamanatkan peringkat efisiensi "5-star" untuk crane pada tahun 2024, melarang impor model yang tidak sesuai.

Teknologi Ramah Lingkungan: Konecranes dari Jerman memasok 200 unit dengan sistem pengereman regeneratif (penggunaan energi 25% lebih rendah), sementara Sumitomo Heavy Industries dari Jepang memasok derek sel bahan bakar hidrogen untuk pabrik baja tanpa emisi.

Insentif: Perusahaan yang mengadopsi teknologi hijau menerima keringanan pajak, seperti yang terlihat di pabrik raksasa Reliance di Gujarat.

Smart Overhead Cranes













Dapatkan harga terbaru? Kami akan membalas sesegera mungkin (dalam waktu 12 jam)

("[type='submit']")